Sumber: Google |
Most of the organizations have a 70% of the project failure rate. (Source: 4PM)
On average, one in six software development projects saw a budget overrun of 200 percent. (Source: Harvard Business Review)
Only 28% of the companies use project performance techniques. (Source: PMI, 2017)
Only 2.5% of companies complete 100% of their projects in a successful manner. (Source: Gallup)
Ilmu manajemen proyek secara masif digunakan di berbagai macam sektor. Manajemen proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang menghasilkan sebuah output unik atau layanan.
“Expect the best, plan for the worst, and prepare to be surprised.” ~ Denis Waitley
Secara umum, manajemen proyek memiliki karakteristik titik awal dan titik akhir. Sebuah proyek dapat dicapai ketika telah mencapai titik objektifnya atau proyek akan dieliminasi ketika proyek tersebut dikatakan gagal atau tidak memenuhi ekspektasi. Selain itu, proyek memiliki tanggal awal, tanggal akhir, hasil yang diharapkan, dan sumber daya yang terbatas.
Terdapat 10 pengetahuan manajemen proyek yang perlu diperhatikan ketika memulai sebuah proyek seperti:
Integrasi
Proses yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi, mendefinisikan, mengkombinasi, rekonsiliasi, dan koordinasi dari banyak aktivitas proses dan aktivitas manajemen proyek dengan cara proses grup diskusi.
Sumber Daya Manusia
Proses yang dimana sebagai tempat mengelola dan mengorganisir sebuah tim proyek.
Scope
Proses yang dimana batasan proyek dikerjakan dan tidak dikerjakan sehingga dapat mencapai kesuksesan proyek.
Komunikasi
Proses komunikasi dibutuhkan untuk memastikan distribusi informasi dan persepsi antar stakeholder memiliki pemahaman yang sama terhadap proyek.
Kualitas
Proses dan aktivitas yang dilakukan organisasi untuk memastikan bahwa kualitas kebijakan, objektivitas, dan tanggung jawab sehingga proyek yang dikerjakan akan memuaskan dan tidak terhambat.
Waktu
Proses waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan sebuah proyek
Resiko
Proses yang yang berfokus terhadap perencanaan manajemen resiko proyek, identifikasi, analisa, respon, dan monitoring kontrol terhadap proyek.
Biaya
Proses yang dimana melibatkan perencanaan sebuah proyek, estimasi, penganggaran biaya, kontrol anggaran sehingga proyek dapat diselesaikan sesuai dengan anggaran yang telah disetujui.
Procurement
Proses yang dibutuhkan atau akuisisi terhadap produk, layanan, dan hasil yang dibutuhkan terhadap tim proyek untuk melakukan pekerjaan.
Stakeholder
Proses untuk mengidentifikasi orang, grup atau organisasi yang dapat berdampak atau pun terdampak oleh proyek yang dikerjakan. Pada tahap ini perlu dianalisa untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan terhadap stakeholder yang terlibat dengan mengembangkan strategi yang efektif. Adapun salah satu framework yang sering digunakan adalah framework DARCI(Decision-Maker, Accountable, Responsible, Consulted and Informed) yang akan saya jelaskan di artikel yang lain.
Proyek sendiri disusun dari sekumpulan proses. Proses-prosesnya secara umum terdiri dari dua kategori:
Proses berbasis manajemen proyek, yang saya jelaskan dalam artikel ini.
Proses berbasis produk. Proses ini lebih berkaitan dengan manajemen produk yang mana proses ini berperan dalam proses improvement sebuah produk.
Dalam manajemen proyek ada 3 hal yang diperhatikan untuk menjaga keseimbangan proyek yaitu On Time, On Budget, dan On Schedule. Sebagian besar manajer proyek menyingkatnya dengan otobos. Lalu bagaimana dengan proses dalam dalam manajemen proyek?
Proses tahapan dalam mengembangkan proyek terdiri menjadi 5 fase. Adapun ke-5 fase tersebut diantaranya:
Inisiasi
Pada tahap ini, seorang manajer proyek perlu membuat project charter yang mana isinya sebuah kombinasi dari business case dan feasibility sebuah proyek. Dokumen ini akan memperjelas objektif sebuah proyek. Project charter terdiri dari:
Goal, visi, dan objektivitas dari proyek
Batasan proyek atau project scope
Hasil kerja atau deliverables, resiko proyek, skenario proyek, hingga jadwal implementasi
Manajemen stakeholder, dapat menggunakan DRI atau RACI atau DARCI. Saya sendiri lebih menyukai menggunakan DARCI karena sangat detail untuk menjelaskan stakeholder yang terlibat didalamnya.
Menyiapkan kick off meeting dengan stakeholder yang terlibat
Perencanaan
Pada tahap perencanaan seorang manajer proyek perlu menyiapkan jadwal implementasi secara detail, estimasi biaya yang telah disetujui bersama, dan menetapkan indikator kesuksesan dari sebuah proyek. Dan hasilnya adalah sebuah dokumen perencanaan proyek.
Eksekusi
Tahap ini merupakan tahap yang mudah, jika pada tahap inisiasi dan perencanaan telah dibuat. Seorang manajer proyek hanya perlu aktif melakukan komunikasi dengan stakeholder yang terlibat.
Monitoring dan kontrol
Pada fase ini juga berjalan bersamaan dengan tahap eksekusi yang mana kita menjaga dan mengontrol aktivitas yang telah disetujui. Apakah dalam eksekusi terdapat perubahan/ change request juga perlu diperhatikan. Jika deliverables dalam bentuk dokumen user acceptance test, maka manajer proyek perlu menyiapkan dokumen user acceptance test untuk dapat menutup sebuah proyek.
Penutupan
Pada tahap ini seorang manajer proyek menutup aktivitasnya dengan menunjukan hasil kepada stakeholder yang terlibat.
Adapun tahapan-tahapan ini dibeberapa kasus dipadatkan seperti pada proses inisiasi dan perencanaan dan eksekusi dengan monitoring dan kontrol digabung dalam satu jangka waktu. Penerapan tahapan inipun bisa dapat berbeda pada ukuran setiap proyek, dari proyek kecil hingga besar. Dalam proyek yang ukurannya besar, biasanya dibagi menjadi beberapa fase untuk mempermudah dalam pengerjaan proyek.