Mencari Masalah dan Menyelesaikan Masalah dengan Framework Lean Canvas

Mencari Masalah dan Menyelesaikan Masalah dengan Framework Lean Canvas



"Saya ingin memecahkan sebuah masalah, sebuah kalimat yang keluar dari pemuda masa kini dengan rasa idealisnya."

Masalah yang ada di Indonesia sangatlah banyak, misalnya saja di sektor industri kreatif, agrikultur, maritim, kesehatan, pendidikan, travel, fesyen, dan ritel. Banyak masalah yang terdapat sektor-sektor tersebut. Salah satu framework yang baik untuk memecahkan sebuah masalah dengan cara yang ramping dan cepat, kamu dapat mencoba menggunakan framework Lean Canvas.

Apa itu Lean Canvas? Lalu apa bedanya dengan Business Model Canvas? Lean canvas sendiri sebuah strategi yang dikembangkan Ash Maurya yang diadaptasi dari Business Model Canvas yang mana berfokus pada pendekatan bisnis dengan target utama pebisnis dan perusahaan. Sedangkan, Business Model Canvas dikembangkan Alexander Osterwalder yang berfokus pada manajemen strategi dan rencana pemasaran dengan target utama bisnis baru dan lama.

Lean Canvas sangat cocok untuk pengembangan sebuah startup. Lean canvas sendiri mampu membantu startup dalam menentukan MVP (Minimum Viable Product) atau Minimum Kelayakan Produk agar pelanggan mendapatkan kepuasan atas produk. Ketika startup memiliki masalah terhadap MVPnya maka harus mampu membentuk MVP yang baru. Hal ini yang mendasari dari metodologi Lean.

Kunci fundamental dari metodologi Lean adalah mengeliminasi hal-hal yang tidak berguna, ini juga termasuk waktu, proses, inventaris dan sebagainya. Poinnya adalah untuk menghindari sesuatu yang boros dan tetap ramping dalam eksekusinya. Lean Canvas sendiri terdiri dari 9 blok konsep.

Lean Canvas

Tahap menuliskan lean canvas
Jika kita lihat, Lean Canvas menyediakan solusi bisnis atas permasalahan pelanggan yang dibagi menjadi dua sisi, sisi kiri adalah produk dan sisi kanan adalah pasar/market. Jika kamu perhatikan pada sisi produk lebih ke arah analitis dan hal-hal logis sedangkan untuk sisi market lebih ke arah peluang yang mana kita tidak bisa mengontrol perilaku pelanggan.

Cara Menuliskan Lean Canvas

Tahap Pertama: Menentukan segmentasi pelanggan / customer segments yang kamu targetkan
Pada tahap ini, kamu akan menentukan siapa target market kamu. Bisa juga kamu menargetkan berdasarkan demografi, gaya hidup atau lingkungannya. Misalnya tempat dimana ia tinggal, jenis kelamin, jenis pekerjaan, umur, tingkat pendidikan, jumlah pemasukan setiap bulan, dan sebagainya. Jelaskan sejelas mungkin siapa target calon pelanggan kamu. Tentukan juga siapa yang akan menjadi fokus utama ketika produk diluncurkan.

Tahap Kedua: Carilah masalah yang valid dan cari tahu solusi yang telah ada
Coba tuliskan 1 sampai 3 masalah utama dari segmentasi pelanggan kamu yang sesuai dengan lini bisnis yang kamu ingin bangun dan tulis juga apa saja solusi yang sudah ada di pasaran. Pada tahap ini pula sangat disarankan untuk menemui langsung pelanggan kamu dan tanyakan masalah utama pada pelanggan kamu. Dan tanyakan juga bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah tersebut.

Tahap Ketiga: Menentukan Unique Value Proposition
Unique Value Proposition adalah sebuah nilai keunikan pada bisnis kamu dibandingkan kompetitor. Formula yang bagus untuk membuat UVP yang efektif (dengan cara Dane Maxwell) adalah:
Instant Clarity Headline = End Result Customer Wants + Specific Period of Time + Address the Objections
Contoh klasik yang sesuai dengan formula di atas adalah slogan pizza Domino.
Hot fresh pizza delivered to your door in 30 minutes or it’s free.
Coba pikirkan baik-baik apa yang akan menjadi UVP bisnis kamu.

Tahap Keempat: Menentukan Solusi yang diberikan
Setelah menentukan 3 masalah utama, saatnya menentukan sebuah solusi untuk masalah kamu, solusi yang kamu tawarkan dari 0 hingga 1 yang bisa ditawarkan pada calon pelanggan kamu.

Tahap Kelima: Menentukan kanal untuk menjangkau pelanggan
Kanal atau Channel merupakan sebuah media yang akan kamu gunakan untuk menyampaikan sebuah value bisnis kamu ke calon pelanggan. Penting untuk diketahui, calon pelanggan kamu lebih cocok dengan kanal media yang mana. Misalkan calon pelanggan kamu adalah seorang gen Z yang notabene tech-savvy maka gunakanlah sosial media yang lebih sering diakses oleh gen Z.

Tahap Keenam: Menentukan aliran arus pendapatan
Arus pendapatan atau revenue stream merupakan sumber pendapatan pada bisnis kamu. Tentukan model bisnis yang akan kamu gunakan. Silahkan baca artikel saya mengenai 6 jenis bisnis model yang wajib diketahui oleh entrepreneurs. Pilihlah salah satu yang menurut kamu paling potensial.

Tahap Ketujuh: Menentukan biaya-biaya yang kamu keluarkan
Menentukan biaya yang akan dikeluarkan tidak kalah penting. Dari sini kita akan mengetahui biaya yang akan dikeluarkan dan mengetahui keuntungan dari bisnis kita. Ada dua jenis garis besar biaya pertama biaya tetap yang kamu keluarkan setiap bulan. Kedua adalah biaya-biaya yang kamu keluarkan yang jumlahnya tergantung pada barang yang terjual.

Tahap Kedelapan: Menentukan Key Metric
Key Metric merupakan sebuah tolak ukur dari bisnis kamu. Dengan key metric akan sangat membantu untuk mengetahui progress bisnis kamu. Misalkan produk yang terjual setiap bulan, setiap kuartal ataupun setiap tahun.

Tahap Kesembilan: Menentukan Unfair Advantage
Unfair Advantage merupakan sesuatu hal yang membuat kompetitor sulit untuk mengikuti bisnis kamu. Gampangnya, unfair advantage adalah kelebihan produk yang membuat bisnis kamu lebih unggul dibandingkan kompetitor.

Sekian dari saya mengenai pembahasan lean canvas, apabila pertanyaan bisa dm saya melalui instagram atau linkedin. Bisa juga drop melalui komentar pada blog ini. [full-width]