Analisa Stakeholder dengan DARCI

Analisa Stakeholder dengan DARCI

 

analisa stakeholder dengan DARCI
sumber: Google

[full-width]

Masih dalam series pembahasan manajemen proyek. Sebelumnya saya telah membahas mengenai belajar manajemen proyek secara singkat. Pada artikel sebelumnya saya sempat menyinggung perihal penggunaan framework DARCI untuk membuat analisis stakeholder.


Ketika saya memegang sebuah proyek, ada satu hal yang selalu saya perhatikan mengenai keterlibatan stakeholder dalam sebuah proyek. Perlunya mengidentifikasi stakeholder lebih awal sangat diperlukan. Manfaat utama dari proses ini adalah memungkinkan manajer proyek untuk meningkatkan dukungan dan meminimalkan masalah komunikasi dari para stakeholder dan secara signifikan meningkatkan peluang untuk mencapai keberhasilan proyek.


Ada dua framework yang saya pelajari diantaranya RACI dan DARCI. Namun saya saya akan menjelaskan mengenai DARCI. 


Apa itu DARCI?

DARCI adalah singkatan dari Decision-Maker, Accountable, Responsible, Consulted and Informed. Ada versi lain yang lebih ringkas yaitu RACI. Namun perbedaannya pada bagian Decision-Maker. 


Kenapa saya memilih DARCI?

Saya sendiri memilih framework ini untuk menangani proyek dengan ukuran besar dan setidaknya didalamnya ada 3 entitas di dalamnya. Jadi saya mengetahui siapa pemegang keputusan pada proyek yang sedang dijalankan. 


Selain itu, framework DARCI mempertegas peran yang terlibat dalam mengambil keputusan proyek. Apabila sejak awal pelaksanaan proyek kamu tidak mendefinisikan stakeholder yang terlibat, maka kemungkinan kamu akan menghadapi situasi berikut:


  1. Stakeholder yang mendapatkan informasi yang bercampur-campur tidak sesuai porsinya.

  2. Kamu akan menghabiskan banyak waktu ketika memberikan informasi kepada stakeholder yang terlibat.

  3. Tidak efisien.

Menjalankan sebuah proyek, kita perlu kerja cerdas. - Anonim

Lebih jelasnya DARCI menawarkan beberapa keunggulan berikut:

  1. Dengan cepat menjelaskan akuntabilitas untuk hampir semua aktivitas proyek

  2. Memperjelas peran khusus untuk semua orang yang terlibat dalam proyek

  3. Berbagi kesepahaman untuk menetapkan dan melacak akuntabilitas

  4. Meningkatkan efisiensi 

  5. Memperdalam kepercayaan dengan meningkatkan tindak lanjut


Bagaimana Cara Kerja DARCI?

Adapun cara kerjanya sebagai berikut:


[D] Decider/Delegator: Orang yang memegang kendali penuh atas sebuah keputusan atau juga hak veto atau juga bisa didelegasikan ke A. Atau juga semacam seorang pemimpin dari manajemen atau BOD.


[A] Accountable: Orang yang berperan penuh untuk menjadikan proyek menjadi nyata. Peran A juga perlu diberikan suara untuk mengambil keputusan namun lebih kepada pengaruh. Mungkin juga peran D untuk menjadi peran A, namun tidak boleh lebih dari satu.


[R] Responsible: Peran ini bertanggung jawab untuk melakukan pekerjaan pada proyek. Contoh: Engineer.


[C] Consulted: Peran ini akan selalu dimintai masukan dalam sebuah proyek atau aktivitas


[I] Informed: Peran ini perlu diberitahu perkembangan yang relevan terhadap proyek.


Belajar Manajemen Proyek Secara Singkat

Belajar Manajemen Proyek Secara Singkat

Belajar Manajemen Proyek Secara Singkat
Sumber: Google
[full-width]

Most of the organizations have a 70% of the project failure rate. (Source: 4PM) 

On average, one in six software development projects saw a budget overrun of 200 percent. (Source: Harvard Business Review)

Only 28% of the companies use project performance techniques. (Source: PMI, 2017) 

Only 2.5% of companies complete 100% of their projects in a successful manner. (Source: Gallup)

Ilmu manajemen proyek secara masif digunakan di berbagai macam sektor. Manajemen proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang menghasilkan sebuah output unik atau layanan.

“Expect the best, plan for the worst, and prepare to be surprised.” ~ Denis Waitley

Secara umum, manajemen proyek memiliki karakteristik titik awal dan titik akhir. Sebuah proyek dapat dicapai ketika telah mencapai titik objektifnya atau proyek akan dieliminasi ketika proyek tersebut dikatakan gagal atau tidak memenuhi ekspektasi. Selain itu, proyek memiliki tanggal awal, tanggal akhir, hasil yang diharapkan, dan sumber daya yang terbatas.


Terdapat 10 pengetahuan manajemen proyek yang perlu diperhatikan ketika memulai sebuah proyek seperti:


  1. Integrasi

Proses yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi, mendefinisikan, mengkombinasi, rekonsiliasi, dan koordinasi dari banyak aktivitas proses dan aktivitas manajemen proyek dengan cara proses grup diskusi.

  1. Sumber Daya Manusia

Proses yang dimana sebagai tempat mengelola dan mengorganisir sebuah tim proyek.

  1. Scope

Proses yang dimana batasan proyek dikerjakan dan tidak dikerjakan sehingga dapat mencapai kesuksesan proyek.

  1. Komunikasi

Proses komunikasi dibutuhkan untuk memastikan distribusi informasi dan persepsi antar stakeholder memiliki pemahaman yang sama terhadap proyek.

  1. Kualitas

Proses dan aktivitas yang dilakukan organisasi untuk memastikan bahwa kualitas kebijakan, objektivitas, dan tanggung jawab sehingga proyek yang dikerjakan akan memuaskan dan tidak terhambat.

  1. Waktu

Proses waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan sebuah proyek

  1. Resiko

Proses yang yang berfokus terhadap perencanaan manajemen resiko proyek, identifikasi, analisa, respon, dan monitoring kontrol terhadap proyek.

  1. Biaya

Proses yang dimana melibatkan perencanaan sebuah proyek, estimasi, penganggaran biaya, kontrol anggaran sehingga proyek dapat diselesaikan sesuai dengan anggaran yang telah disetujui.

  1. Procurement

Proses yang dibutuhkan atau akuisisi terhadap produk, layanan, dan hasil yang dibutuhkan terhadap tim proyek untuk melakukan pekerjaan.

  1. Stakeholder

Proses untuk mengidentifikasi orang, grup atau organisasi yang dapat berdampak atau pun terdampak oleh proyek yang dikerjakan. Pada tahap ini perlu dianalisa untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan terhadap stakeholder yang terlibat dengan mengembangkan strategi yang efektif. Adapun salah satu framework yang sering digunakan adalah framework DARCI(Decision-Maker, Accountable, Responsible, Consulted and Informed) yang akan saya jelaskan di artikel yang lain.


Proyek sendiri disusun dari sekumpulan proses. Proses-prosesnya secara umum terdiri dari dua kategori:

  1. Proses berbasis manajemen proyek, yang saya jelaskan dalam artikel ini.

  2. Proses berbasis produk. Proses ini lebih berkaitan dengan manajemen produk yang mana proses ini berperan dalam proses improvement sebuah produk.


Dalam manajemen proyek ada 3 hal yang diperhatikan untuk menjaga keseimbangan proyek yaitu On Time, On Budget, dan On Schedule. Sebagian besar manajer proyek menyingkatnya dengan otobos. Lalu bagaimana dengan proses dalam dalam manajemen proyek? 


Proses tahapan dalam mengembangkan proyek terdiri menjadi 5 fase. Adapun ke-5 fase tersebut diantaranya:

  1. Inisiasi

Pada tahap ini, seorang manajer proyek perlu membuat project charter yang mana isinya sebuah kombinasi dari business case dan feasibility sebuah proyek. Dokumen ini akan memperjelas objektif sebuah proyek. Project charter terdiri dari:

  1. Goal, visi, dan objektivitas dari proyek

  2. Batasan proyek atau project scope

  3. Hasil kerja atau deliverables, resiko proyek, skenario proyek, hingga jadwal implementasi

  4. Manajemen stakeholder, dapat menggunakan DRI atau RACI atau DARCI. Saya sendiri lebih menyukai menggunakan DARCI karena sangat detail untuk menjelaskan stakeholder yang terlibat didalamnya.

  5. Menyiapkan kick off meeting dengan stakeholder yang terlibat

  1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan seorang manajer proyek perlu menyiapkan jadwal implementasi secara detail, estimasi biaya yang telah disetujui bersama, dan menetapkan indikator kesuksesan dari sebuah proyek. Dan hasilnya adalah sebuah dokumen perencanaan proyek.

  1. Eksekusi

Tahap ini merupakan tahap yang mudah, jika pada tahap inisiasi dan perencanaan telah dibuat. Seorang manajer proyek hanya perlu aktif melakukan komunikasi dengan stakeholder yang terlibat.

  1. Monitoring dan kontrol 

Pada fase ini juga berjalan bersamaan dengan tahap eksekusi yang mana kita menjaga dan mengontrol aktivitas yang telah disetujui. Apakah dalam eksekusi terdapat perubahan/ change request juga perlu diperhatikan. Jika deliverables dalam bentuk  dokumen user acceptance test, maka manajer proyek perlu menyiapkan dokumen user acceptance test untuk dapat menutup sebuah proyek.

  1. Penutupan

Pada tahap ini seorang manajer proyek menutup aktivitasnya dengan menunjukan hasil kepada stakeholder yang terlibat.


Adapun tahapan-tahapan ini dibeberapa kasus dipadatkan seperti pada proses inisiasi dan perencanaan dan eksekusi dengan monitoring dan kontrol digabung dalam satu jangka waktu. Penerapan tahapan inipun bisa dapat berbeda pada ukuran setiap proyek, dari proyek kecil hingga besar. Dalam proyek yang ukurannya besar, biasanya dibagi menjadi beberapa fase untuk mempermudah dalam pengerjaan proyek.

Mengenal Startup Lebih Dekat

Mengenal Startup Lebih Dekat

[full-width]

Jika mendengar kata startup bagi orang Indonesia pasti akan mengacu kepada brand leader yang ada seperti Gojek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka. Padahal diluar sana lebih banyak startup yang gagal daripada yang sukses dengan potensi kegagalan mencapai 90%. Berdasarkan laporan dari CBInsights ada 20 alasan mengapa startup gagal. Keempat diantaranya yang paling teratas adalah tidak dibutuhkan oleh market(no market need), kehabisan uang(run out of cash), tim yang tidak tepat(not the right team), kalah bersaing(get outcompeted). 

Secara bahasa startup adalah sebuah perusahaan rintisan yang belum lama beroprasi dan masih berusaha untuk menemukan pasarnya melalui beberapa fase pengembangan. Sedangkan UKM menurut perundangan di Indonesia adalah jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Sebagai perbandingannya sebagai berikut:

1. Sebuah sosial media agency adalah bisnis UKM, sedangkan sebuah software yang dapat merencanakan dan mengautomatiskan sosial media adalah startup.
2. Sebuah software agency adalah bisnis UKM sedangkan sebuah software yang memungkinkan penggunannya untuk membuat softwarenya sendiri adalah startup.

Kira-kira begitu, selain itu  hal yang membedakan startup dengan UKM adalah dari siklus keuangan perusahaannya, besaran market dan karakternya. Siklus keuangan dari startup sendiri terbagi menjadi beberapa fase. Berikut merupakan fase dari startup.

sumber: startup explore

Nah, darimana startup mendapatkan modal? Yang paling dekat untuk startup di tahap pre-seed hingga seed adalah angel investor dan 3F. Apa itu angel investor dan 3F? Angel Investor merupakan seorang investor yang yakin akan ide kamu dan eksekusi diri kamu, biasanya angel investor akan lebih menyukai sebuah startup yang telah memiliki prototype hingga MVP. Sedangkan 3F = friends, family, dan fools(orang gila). Saya lebih menyebut fools sebagai orang gila, karena mereka merupakan sekumpulan orang yang bertaruh akan ide kamu. Pada tahap Valley of Death terdiri dari startup pre-seed dan seed startup yang berusaha untuk bertahan dan mencari sebuah market. Jika startup tersebut dapat bertahan biasanya mereka akan ke tahap selanjutnya yaitu early stage, ditahap ini banyak venture capital(sebuah perusahaan yang menginvestasikan dana ke sebuah startup) yang berminat untuk menginvestasikan dananya, namun ada juga venture capital yang bermain ditahap seed. Pada tahap early stage biasanya terbagi menjadi beberapa series seperti series A,B,C, dan seterusnya(1,2,3 jika melihat pada gambar). Biasanya untuk startup yang ke later stage merupakan startup yang telah menemukan marketnya dan berpotensi sebagai market leader, jika startup tersebut merasa percaya diri dengan keuangannya maka startup tersebut bisa jadi berusaha melakukan IPO. Jika startup tersebut tidak menemukan marketnya ditahap tersebut, biasanya para pendiri telah memikirkan opsi untuk merger dan akuisisi agar startup tersebut bertahan. Berapa sih nominal setiap tahapannya?

Berdasarkan dari kelas Wharton Entrepreneurship, biasanya untuk tahap pre-seed dibawah $500K, tahap seed dibawah $1,5 juta, tahap A series dibawah $5 juta. Setiap startup yang berhasil mendapatkan investasi, perjalanan sebuah dana investasi tersebut dihitung berdasarkan runway/tenggang periode, misalnya 18 bulan. Dengan nominal investasi yang didapatkan berapa banyak market yang dapat didapatkan.

Pergerakan Startup secara Global

Startup sendiri berawal dari tahun 90-an hingga 2000-an yang mana saat itu terjadi gelombang dot com. Banyak perusahaan yang mulai menarik minatnya untuk membuat website sendiri. Landscape startup sendiri dimulai dari Amerika tepatnya Sillicon Valley dengan munculnya banyak perusahaan rintisan dari Facebook, Uber, hingga Airbnb, dan diikuti oleh landscape China yang telah melahirkan banyak startup besar seperti Alibaba, Didi Chuxing, hingga JD. Di Indonesia sendiri startup mulai ramai dibicarakan pada 2009 hingga 2012-san dimana Tokopedia, Bukalapak, Tiket, Traveloka, Blibli hingga Gojek bermula.

Di dunia startup juga tak lepas dari banyaknya kontroversi. Kontroversi yang terbesar dan terjadi di Sillicon Valley adalah Theranos. Theranos sendiri memiliki valuasi(nilai sebuah perusahaan) sekitar US$10 milliar namun terkbukti penipuan. Bagaimana idenya? Idenya adalah menciptakan penutup lengan atau sarung tangan yang dapat mengambil setetes sampel darah untuk memeriksa adanya penyakit menular. Jika terdeteksi positif, maka pasien akan langsung diberikan antibiotik. Ada juga WeWork yang merupakan co-working space yang terkena skandal dari para pendirinya. Hingga Uber yang tak dapat bertahan di ASEAN. Menarik bukan? Bagaimana pertumbuhan startup di ASEAN? Di ASEAN sendiri memiliki pertumbuhan startup yang sangat signifikan. Berdasarkan data CBInsights pada Januari 2019, terdapat 3.617 startup yang didirikan di wilayah Asia Tenggara. 

Kenapa Indonesia memerlukan lebih banyak startup? Yang paling mendasar adalah membuka lowongan kerja baru terutama untuk kalangan sarjana, namun beberapa para pendiri startup tidak terlalu mementingkan sebuah gelar, asalkan individu tersebut memiliki kemampuan atau skill set yang dibutuhkan oleh startup tersebut. Selain itu, jika startup tersebut berhasil melakukan merger/akuisisi atau IPO dapat melahirkan angel investor baru yang dapat mendukung iklim startup di Indonesia. Di Amerika ada sebutan Paypal mafia, yang mana para pendirinya terdahulu telah berhasil exit dan membangun startup kembali ataupun menjadi angel investor. Sosok yang paling terkenal dari Paypal mafia adalah Elon Musk. Di Indonesia sendiri ada sebutan Gojek Mafia yang mana sekarang sangat berpengaruh di landscape startup Indonesia.

Bagaimana memulai Startup?

Saya akan menjelaskan startup lebih dalam pada bagian ini, saya akan mengacu kepada seseorang yang berperan besar dalam lingkup global. Dia adalah Paul Graham, anak startup pasti tahu siapa dia. Dia merupakan legendaris Venture Capitalist dan founder dari Y Combinator. Menurut beliau, Startups = Sulit, tapi bisa dilakukan. Adapun 3 faktor dalam membangun startup yang perlu diperhatikan, diantaranya; 

1. Potensi Ide atau ideas
Sebuah idenya pun ketika dieksekusi setidaknya memenuhi 2 karakter berikut yang pertama adalah repeatable(dapat diulang secara proses dan dapat dilakukan), dan yang kedua adalah scalable(dapat terukur dan dibesarkan) yang mana akan mendorong untuk pertumbuhan yang cepat dan keuntungan.

2. Para Karyawan atau employees
Seperti perkataan Paul Graham bahwa “Good people can fix bad ideas, but good ideas can’t save bad people”. Yang berarti para karyawan sebuah startup akan berarti jika memiliki sikap seseorang yang gigih, tidak pernah puas, dan memiliki pandangan bahwa harus menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya, singkatnya adalah growth mindset.

3. Para Pendiri atau Founder
Menurut Paul Graham sebuah startup yang baik setidaknya memiliki 2 pendiri dan tidak lebih dari 4 pendiri yang mana jika lebih memiliki dari 4 pendiri akan lebih banyak memunculkan ketidaksepakatan dan keputusan akan sulit dibuat. Disisi lain, para founder harus memiliki keahlian pada bidangnya. Secara umum pendiri startup terdiri dari seorang Hipster(Orang yang dapat menggambarkan ide hingga dapat dieksekusi dalam bentuk prototyping/design), Hustler(Seorang marketer hingga sales), Hacker(Seseorang yang dapat mengeksekusi ide menjadi bagian kode). Startup sendiri tidak harus memiliki seorang hacker jika pada ide awalnya tidak membutuhkan seorang Hacker.

Jika kamu memang ingin membangun sebuah Startup, saya sangat menyarankan untuk menyelesaikan series dari Paul Graham di Youtube dengan nama channelnya adalah How to Start a Startup yang mana terdiri dari 20 series tentang memulai startup dari A hingga Z. Link channel: https://www.youtube.com/channel/UCxIJaCMEptJjxmmQgGFsnCg

Bagaimana mendapatkan investasi? Untuk mendapatkan investasi telah saya jelaskan pada paragraf sebelumnya. Coba juga melakukan cold email ke beberapa angel investor atau venture capital. Sebelum memikirkan investasi, saya sangat menyarankan untuk sebuah startup awal untuk mengikuti inkubator/akselerator, jika memang diperlukan. Inkubator/akselerator dapat memberikan mentorship hingga networking yang akan mendorong startup untuk tumbuh dan berkembang.

Di Indonesia sendiri terdapat banyak inkubator ataupun akselerator. Diantaranya untuk pre-inkubator ada Bekup, Gerakan 1000 startup. Inkubator ada IDX inkubator, Visio Incubator, Indigo inkubator, Kolaborasi inkubator, Skyventures inkubator. Akselerator ada Jakarta Founder Institute, Antler, Plug and Play, SKALA, Digitaraya, Google Launchpad Accelerator, hingga Seedstars.

Untuk UKM sendiri dapat merubah gaya bisnisnya menjadi startup, dimulai dari mindset pendiri UKM tersebut. Selamat berjuang!
Mencari Masalah dan Menyelesaikan Masalah dengan Framework Lean Canvas

Mencari Masalah dan Menyelesaikan Masalah dengan Framework Lean Canvas



"Saya ingin memecahkan sebuah masalah, sebuah kalimat yang keluar dari pemuda masa kini dengan rasa idealisnya."

Masalah yang ada di Indonesia sangatlah banyak, misalnya saja di sektor industri kreatif, agrikultur, maritim, kesehatan, pendidikan, travel, fesyen, dan ritel. Banyak masalah yang terdapat sektor-sektor tersebut. Salah satu framework yang baik untuk memecahkan sebuah masalah dengan cara yang ramping dan cepat, kamu dapat mencoba menggunakan framework Lean Canvas.

Apa itu Lean Canvas? Lalu apa bedanya dengan Business Model Canvas? Lean canvas sendiri sebuah strategi yang dikembangkan Ash Maurya yang diadaptasi dari Business Model Canvas yang mana berfokus pada pendekatan bisnis dengan target utama pebisnis dan perusahaan. Sedangkan, Business Model Canvas dikembangkan Alexander Osterwalder yang berfokus pada manajemen strategi dan rencana pemasaran dengan target utama bisnis baru dan lama.

Lean Canvas sangat cocok untuk pengembangan sebuah startup. Lean canvas sendiri mampu membantu startup dalam menentukan MVP (Minimum Viable Product) atau Minimum Kelayakan Produk agar pelanggan mendapatkan kepuasan atas produk. Ketika startup memiliki masalah terhadap MVPnya maka harus mampu membentuk MVP yang baru. Hal ini yang mendasari dari metodologi Lean.

Kunci fundamental dari metodologi Lean adalah mengeliminasi hal-hal yang tidak berguna, ini juga termasuk waktu, proses, inventaris dan sebagainya. Poinnya adalah untuk menghindari sesuatu yang boros dan tetap ramping dalam eksekusinya. Lean Canvas sendiri terdiri dari 9 blok konsep.

Lean Canvas

Tahap menuliskan lean canvas
Jika kita lihat, Lean Canvas menyediakan solusi bisnis atas permasalahan pelanggan yang dibagi menjadi dua sisi, sisi kiri adalah produk dan sisi kanan adalah pasar/market. Jika kamu perhatikan pada sisi produk lebih ke arah analitis dan hal-hal logis sedangkan untuk sisi market lebih ke arah peluang yang mana kita tidak bisa mengontrol perilaku pelanggan.

Cara Menuliskan Lean Canvas

Tahap Pertama: Menentukan segmentasi pelanggan / customer segments yang kamu targetkan
Pada tahap ini, kamu akan menentukan siapa target market kamu. Bisa juga kamu menargetkan berdasarkan demografi, gaya hidup atau lingkungannya. Misalnya tempat dimana ia tinggal, jenis kelamin, jenis pekerjaan, umur, tingkat pendidikan, jumlah pemasukan setiap bulan, dan sebagainya. Jelaskan sejelas mungkin siapa target calon pelanggan kamu. Tentukan juga siapa yang akan menjadi fokus utama ketika produk diluncurkan.

Tahap Kedua: Carilah masalah yang valid dan cari tahu solusi yang telah ada
Coba tuliskan 1 sampai 3 masalah utama dari segmentasi pelanggan kamu yang sesuai dengan lini bisnis yang kamu ingin bangun dan tulis juga apa saja solusi yang sudah ada di pasaran. Pada tahap ini pula sangat disarankan untuk menemui langsung pelanggan kamu dan tanyakan masalah utama pada pelanggan kamu. Dan tanyakan juga bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah tersebut.

Tahap Ketiga: Menentukan Unique Value Proposition
Unique Value Proposition adalah sebuah nilai keunikan pada bisnis kamu dibandingkan kompetitor. Formula yang bagus untuk membuat UVP yang efektif (dengan cara Dane Maxwell) adalah:
Instant Clarity Headline = End Result Customer Wants + Specific Period of Time + Address the Objections
Contoh klasik yang sesuai dengan formula di atas adalah slogan pizza Domino.
Hot fresh pizza delivered to your door in 30 minutes or it’s free.
Coba pikirkan baik-baik apa yang akan menjadi UVP bisnis kamu.

Tahap Keempat: Menentukan Solusi yang diberikan
Setelah menentukan 3 masalah utama, saatnya menentukan sebuah solusi untuk masalah kamu, solusi yang kamu tawarkan dari 0 hingga 1 yang bisa ditawarkan pada calon pelanggan kamu.

Tahap Kelima: Menentukan kanal untuk menjangkau pelanggan
Kanal atau Channel merupakan sebuah media yang akan kamu gunakan untuk menyampaikan sebuah value bisnis kamu ke calon pelanggan. Penting untuk diketahui, calon pelanggan kamu lebih cocok dengan kanal media yang mana. Misalkan calon pelanggan kamu adalah seorang gen Z yang notabene tech-savvy maka gunakanlah sosial media yang lebih sering diakses oleh gen Z.

Tahap Keenam: Menentukan aliran arus pendapatan
Arus pendapatan atau revenue stream merupakan sumber pendapatan pada bisnis kamu. Tentukan model bisnis yang akan kamu gunakan. Silahkan baca artikel saya mengenai 6 jenis bisnis model yang wajib diketahui oleh entrepreneurs. Pilihlah salah satu yang menurut kamu paling potensial.

Tahap Ketujuh: Menentukan biaya-biaya yang kamu keluarkan
Menentukan biaya yang akan dikeluarkan tidak kalah penting. Dari sini kita akan mengetahui biaya yang akan dikeluarkan dan mengetahui keuntungan dari bisnis kita. Ada dua jenis garis besar biaya pertama biaya tetap yang kamu keluarkan setiap bulan. Kedua adalah biaya-biaya yang kamu keluarkan yang jumlahnya tergantung pada barang yang terjual.

Tahap Kedelapan: Menentukan Key Metric
Key Metric merupakan sebuah tolak ukur dari bisnis kamu. Dengan key metric akan sangat membantu untuk mengetahui progress bisnis kamu. Misalkan produk yang terjual setiap bulan, setiap kuartal ataupun setiap tahun.

Tahap Kesembilan: Menentukan Unfair Advantage
Unfair Advantage merupakan sesuatu hal yang membuat kompetitor sulit untuk mengikuti bisnis kamu. Gampangnya, unfair advantage adalah kelebihan produk yang membuat bisnis kamu lebih unggul dibandingkan kompetitor.

Sekian dari saya mengenai pembahasan lean canvas, apabila pertanyaan bisa dm saya melalui instagram atau linkedin. Bisa juga drop melalui komentar pada blog ini. [full-width]